Gagasan dan Perdebatan Islamisasi Ilmu

Penulis (ed.) : Moeflich Hasbullah
Kata Pengantar: M. Dawam Rahardjo
Penerbit: IIIT, LSAF, IRIS dan CIDESINDO.
Tahun 2000, 364 halaman.

a

Buku ini membahas salah satu isu terpenting di dunia Islam abad ke-20 dan ke depan yaitu proyek Islamisasi sains. Ambruknya peradaban Barat seperti telah diyakini oleh banyak pengamat Barat seperti John O. Voll yang menulis buku The Failure of The West, Arnold, Esposito dan lainnya, telah menjadi suntikan energi baru bagi kebangkitan Islam. Umat Islam dituntut merumuskan sebuah “modernitas lain” yang tidak mengulang modernitas Barat yang telah gagal. Peradaban Barat yang dibangun di atas paradigma positivisme sekuler, tidak menghantarkan manusia pada penemuan makna, pada kedirian manusia yang sejati, pada kesadaran akan Tuhan dan kesadaran spiritual, malah memproduk jeritan pilu kemanusiaan. Beberapa kritikus dari madzhab critical theory bahkan melihat bahwa modernitas Barat sesungguhnya tak lebih dari sekadar gerakan etnis dan dominasi kelas, imperialisme Eropa, antroposentrisme, kerusakan alam, penggusuran komunalitas dan tradisi, pencipta keterasingan individu dan gong kematian individu dalam birokrasi!!

Problem sains modern adalah, sains dan teknologi berhasil menggapai supremasi tapi toh tak mencipratkan makna apapun bagi kebahagiaan manusia modern. Satu sisi, sains dan teknologi semakin membuat manusia modern benar-benar menjadi raja atas lingkungannya dimana alam ditaklukan sepenuhnya dan diabdikan untuk kepentingannya. Tetapi, Semakin dalam ilmu pengetahuan digali, semakin semangat alam didekati, semakin jauh semesta terditeksi, dan semakin transparan tabir-tabir misteri terungkapi, tidak menghantarkan manusia modern pada penemuan rahasia hidup. Misalnya pengalaman penemuan dan penyaksian akan kebesaran Tuhan sebagai The Creator dibalik obyek studi, suatu pengalaman yang akan mendorong transendensi spiritual dan intensifikasi religiusitas. Sebaliknya, yang terjadi adalah, semua eksplorasi itu justru semakin mengukuhkan otoritas humanisme yang menghempaskan manusia modern semakin jauh dari penemuan makna hidup.

Para pioner gerakan Islamisasi ilmu di dunia Islam seperti Islmail Al-Qur’an-Faruqi, Ziauddin Sardar, Naquib Al-Qur’an-Attas, Akbar S. Ahmed dan Merryl Wyn Davies telah memulai gerakan ini sejak pertengahan abad ke-20. Di Indonesia, perdebatan tentang gerakan Islamisasi ilmu juga hangat. Moeflich Hasbullah merekam perdebatan penting tersebut mulai dari aspek filosofis-teoritis, ide-ide Islamisasi dan contoh aplikatifnya dalam disiplin ilmu.[]

1

Leave a comment