Riset Kehidupan Beragama CRCS-UGM Menyesatkan & Sudutkan Umat Islam

a
JAKARTA (voa-islam.com) – Lagi-lagi umat Islam disudutkan dengan laporan-laporan penelitian para Islam phobi. Kali ini diungkap oleh CRCS-UGM. Yang menggelikan, tak ada yang berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh sejumlah LSM sebelumnya. Boleh jadi, karena  “mahzab”nya serupa, maka data-nya seperti copy paste, tendensius, tidak valid, dan tidak objektif.  Yang menarik, penelitian itu justru dibantah keras dan dipermalukan oleh seorang tokoh NU, Slamet Effendi Yusuf.

Dalam siaran pers-nya di Kampus UGM Jakarta, belum lama ini (1 Februari 2011), CRCS menyampaikan “Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia 2010”. Ini merupakan laporan ketiga yang diterbitkan CRCS sejak tahun 2008. Hasil penelitian ini disusun oleh Zainal Abidin Bagir, Suhadi Cholil, Endy Saputro, Budi Asyhari, Mustaghfiroh Rahayu, dan AA GN Ari Dwipayana (penulis tamu).

Hadir sebagai pembahas laporan tahunan tersebut, yakni: Slamet Effendi Yusuf (Ketua PBNU), Franky Budi Hardiman (STF Driyakarya), dan Yuni Chuzifah (Komnas Perempuan). Perlu diketahui, Program Studi Agama dan Lintas Budaya (Center for Religious and Cross-cultural Studies atau CRCS) adalah program S-2 (pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogjakarta, yang didirikan pada tahun 2000. Tiga wilayah studi yang menjadi focus pengajaran dan penelitian di CRCS adalah hubungan antaragama, agama dan budaya local, serta agama dan isu-isu kontemporer.

“….CRCS selalu mempersalahkan umat Islam terkait pendirian gereja yang digugat umat Islam di beberapa tempat….”

a

Ketika CRCS selalu mempersalahkan umat Islam terkait pendirian gereja yang digugat umat Islam di beberapa tempat, Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf, balik bertanya, “Kenapa giliran umat Islam yang ingin membangun masjid di Papua, tidak ada yang berteriak. Bahkan tidak dilaporkan dalam penelitian tersebut?” ujar Slamet yang juga Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama (KUB) Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Slamet memberi contoh, masyarakat Kristen Monokwari Papua Barat, misalnya, menyatakan keberatannya terhadap pembangunan masjid raya di Indonesia bagian timur tersebut. Begitu juga dengan Masjid Cendrawasih di Jayapura, bahkan di Wamena, ada musholla yang dibakar. Termasuk masjid di NTT Al Faidah, Kupang yang diganggu.

“Laporan ini datang dari orang NU sendiri. Kita tahu NU itu moderat, tidak ekstrim. Karenanya, CRCS jangan membuat laporan menyesatkan. Seharusnya data soal masjid yang ditolak warga Kristen juga harus dimuat dalam laporan ini. Sehingga menjadi objektif,” tandasnya gemes.

“….CRCS jangan membuat laporan menyesatkan. Seharusnya data soal masjid yang ditolak warga Kristen juga harus dimuat dalam laporan ini. Sehingga menjadi objektif….”

a

Slamet menyayangkan, jika selama ini kita selalu dipaksa untuk menerima laporan penelitian yang hanya menyenangkan stake holder dan pembaca. Bagaimana bisa objektif, jika sebuah laporan hanya bersumber dari kliping koran saja. Seharusnya, peneliti CRCS datang langsung ke lokasi. Perlu diketahui, tidak semua media yang  mengekspos permasalahan umat Islam. Kasusnya sunyi senyap. Lalu, kenapa hanya gereja saja yang dipersoalkan.

Slamet menilai laporan yang diteliti CRCS tidak berimbang dan tidak valid.  “Yang menjadi problem para peneliti adalah ketika menyangkut objektivitas. Apakah sudah valid atau hanya menyenangkan pembaca saja,” ujarnya tersenyum. [Desastian]

9 thoughts on “Riset Kehidupan Beragama CRCS-UGM Menyesatkan & Sudutkan Umat Islam

  1. kafilyamin

    Saya pernah ditawari beasiswa di sini. Malah sudah terdaftar sebagai mahasiswa S2. Malah diminta ngajar. Alhamdulillah keputusan saya benar menolak kesempatan itu.

  2. Slamet Effendy Yusuf jangan berpura-pura dengan semua itu. Jangan belagak tidak tahu kebenaran. Mana ada mesjid di kupang yang di Ganggu?? Saya orang kupang dan saya tahu semua itu. Harus diterima apabila ada masyarakat yang menolak pembangunan mesjid karena, ada juga gedung-gedung ibadah di daerah lain juga yang gak diijinkan kok..CRCS tidak asal-asalan dalam membuat berita, penelitian itu tidak valid saat orang hanya mau melihat hasil tanpa mau melihat proses penelitian. Assyalammwalaikum

  3. sayidatul muhsinatin

    saya pikir kita selalu punya prejudice ketika membaca suatu laporan,sebenarnya kita dari awal harus memahami dulu batasan dari laporan yang disajikan.apakah laporan dibuat dalam linhkup waktu tertentu,dalam wilayah kajian tertentu pula,keterbatasan dan kekurangan yang dimungkinkan terjadi,juga disajikan dalam metodologi tertentu.kalau ternyata misalnya ada keluhan tidak proposional karena lebih menyoroti satu agama tertentu dengan beberapa kewaspadaan di atas akan bisa dipakai sbg penjelasan.dulu ketika saya kuliah S1saya sempat ditawari oknum dari umat kristiani dg undangan dinner,di sana saya bakal dikenalin dg cowok kristen yang bakal jadi pacar yang mengubah agama saya nantinya.bulan ini anak dari saudara ditawari pekerjaan di suatu makanan cepat saji di trenggilis mejoyo surabaya tapi harus melepas jilbab dan tak harus ada kesempatan sembahyang,dia menolak dan memilih tidak bekerja itu.Sejak dulu saya mendapati kenyataan itu.Seorang dosen saya bahkan memaparkan data tahun 1988 bahwa penjual sayur dari Jombang kalo di Surabaya adalah kristen tapi ketika mudik Lebaran di jombang mereka tetap sholat Idul fitri.Seorang ahli tafsir AlQur’an ketika saya laporkan upaya kristenisasi itu dia menjawab enteng.”ngapain juga ngurusin orang yang lemah iman itu”.Insya Allah dia mengacu dari lakum dinukum waliyadin.dilindungi sekuat apapun kalau memang mau murtad bisa aja caranya.Agama toh urusan pribadi.konsensus atau konflik juga seringkali tak didasari keikhlasan,apa juga artinya?Jika Allah memberi hidayah utk beriman yang berislam maka terjadilah itu.Kalau tidak wallahu A’lam

  4. chanan muhammad

    Dan yang teramat penting adalah alasan mangapa pendirian gereja ditolak oleh umat Islam, harus diungkap. Negeri ini punya aturan yang berusaha agar kehidupan umat beragama itu tenang, tidak saling menyerang. Coba tanyalah kepada mereka apa maunya mendidirkan gereja di tengah perkampungan 100% muslim. Tentu di sana ada maklsud mau ngobok-obok umat Islam biar pada murtad. Ok lah ,mereka punya hak menyebarkan fahamnya, maka umat Islam pun punya hak menyebarkan fahamnya ke tengah perkampungan Nasrani. Bila masing-masing umat saling “menyerang” apalah jadinya negeri ini. Oleh karena itu lahirlah SKB 3 menteri yang mengatur kerukunan umat beragama. Isi aturan ini, intinya: biar kita mau “ngopeni” umat masing-masing saja. Jangan ngobok-obok kolam orang lain. Jangan menyiarkan agama kepada orang yang sudah memeluk suatu agama. Sebenarnya, di sinilah pokok kekacauan awal. Mereka “menyerang” kaum muslimin dengan program pemurtadan, mendirikan gereja di tengah perfkampungan muslim. Dan langkah berikutnya mereka menggiring anak-anak, orang Islam yang miskin ke gereja….. dan ini AMAT wajar kalau kemudian kaum muslimin menjaga umatnya. Saya minta kepada mas Efendi Yusuf, jangan hanya di atas. Lihat di Purwokerto upaya pemurtadan di sana sangat gencar, dan sesepuh NU pada umunya kurang tanggap. Sebenarnya nasranilah yang menjual lebih dahulu tetapi selalu yang dipersalahkan umat Islam. Ya saya kira begitu memang kelicikan mereka. Mereke menuntut kerukunan beragama, tetapi justru merekalah yang sering memulai ngobok-obok umat Islam dengan program pemurtadannya. Saya serukan kepana kaum Muslimin, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka sebagaimana diwasiatkan oleh Allah SWT. Mempunyai anak yang sholih harus menjadi tujuan yang tegas dan jelas dari setiap keluarga muslim. Linduingi mereka dari upaya-upaya pemurtadan.Waspadai dengan pendirian gereja, agar tidak melanggar peraturan yang ada. Waspadai manipulasi ijin lingkungan, apakah benar masyrakat sekita telah tahu… Jangan sampai kaum muslimin di “kadali” terus. Kepada kaum nasrani kami serukan, Mari kitra hidup rukun dalam kehidupan bersama secara elegan, jangan saling menyerang dan jangan saling mebodohi umat….

  5. Bicara soal tempat ibadah seperti tak ada habisnya. Apakah lebih baik setiap rumah ibadah dibangun di laut saja? Kok tidak bisa dibangun diantara umat pemeluk agama lain? Atau di Nusakambangan saja supaya setiap pemeluk agama ke sana beribadah lalu pulang? Ketika di suatu tempat gereja dilarang dibangun, ada saja reaksi di tempat lain dimana masjid dilarang dibangun. Atau sebaliknya. Kalau memang hidup bersama jadi masalah hanya karena tempat ibadah, dirikan semua tempat ibadah di satu pulau tersendiri saja! Sebab manusia memang tidak bisa hidup seperti sebuah pulau, tapi kalau rumah ibadah, ya…bangunan mati jadi bisa dilokalisir di sebuah pulau saja.

  6. Firdaus

    Islam itu seperti lebah, jika tidak diganggu dia akan diam dan memberi manfaat kepada sekitarnya, dan kalau diganggu dia akan memperjuangkan hingga nyawa umat terakhir.

  7. lingga

    biarkan seleksi sosial berjalan secara alami….. biarkan yang menang dan mampu menyesuaikan akan selalu eksis….. sedangkan yang kalah dan tidak mampu menyesuaikan, akan musnah / punah dengan sendirinya atau menjadi obyek pemangsa….

Leave a comment