Teroris Harus Islam!!

Moeflich Hasbullah

Sebutan teroris harus hanya terkait dengan Islam yaitu orang Islam, ekstrimis Islam, gerakan Islam atau Islam minoritas yang tertindas dan ingin merdeka di sebuah negara. Itu benar!! TAPI gerakan serupa yang non-Islam tidak boleh kita sebut kelompok teroris.

Osama bin Laden dan Al-Qaeda yang konon meruntuhkan dua gedung WTC di New York 11 September 2001 dengan tabrakan pesawatnya yang menelan korban tewas 200 ribu lebih warga Amerika dan bangsa lain, jelas teroris Islam, TAPI Presiden George W. Bush yang membalasnya dengan menjatuhkan pemerintahan Irak dan membunuh ribuan korban warga sipil Irak ya jelas bukan teroris. Itu pembalasan yang sah.

Bahkan kita tahu, jaringan Al-Qaidah (bila benar-benar ada) tidak terkait negara. Belakangan, CIA mengakui Al-Qaeda hanya ciptaan Amerika TAPI Amerika menjatuhkan pemerintahan Irak dan menghancurkan Baghdad. Keganasan tentara Amerika dan sekutunya di berbagai negara yang telah menewaskan puluhan ribu korban warga sipil tak berdosa tidak bisa disebut teroris karena itu negara, terlebih negara adidaya.

Pemerintah Zionis Israel yang banyak membunuh rakyat sipil tak berdosa, wanita dan anak-anak Palestina, sama sekali bukan teroris. Presiden Serbia, Slobodan Milosevic, yang melakukan kejahatan perang pada etnis Muslim Bosnia dan melakukan ethnic cleaning (pembersihan etnis) dengan metode mass rape (perkosaan massal) juga bukan teroris dan tak pernah disebut teroris.

Menurut Jürgen Todenhöfer, seperti ditulis Sulthan Haidar Shamian, dalam bukunya Feinbild Islam: Zehn Thesen gegen Hass (Potret Buruk Islam: Sepuluh Tesis Anti Kebencian), terbit tahun 2011, Barat jauh lebih brutal daripada dunia Muslim. Jutaan warga sipil Arab tewas sejak kolonialisme dimulai. Todenhöfer adalah seorang politikus dari partai CDU (Kristen-Demokrat) yang pernah 18 tahun duduk di parlemen Jerman. Ia telah melakukan perjalanan bertahun-tahun di Irak, Iran, Libya, Sudan sampai Afghanistan. Menurut Todenhöfer, atas nama kolonialisasi, Prancis pernah membunuh lebih dari dua juta penduduk sipil di Aljazair, dalam kurun waktu 130 tahun. Atas nama kolonialisasi, Italia pernah menggunakan phosphor dan gas mustard untuk menghabisi penduduk sipil di Libya. Atas nama kolonialisasi, Spanyol juga pernah menggunakan senjata kimia di Marokko.

Tidak berbeda dengan era pasca perang dunia kedua. Dalam invansi perang Teluk kedua, semenjak tahun 2003, UNICEF menyebutkan, 1,5 juta penduduk sipil Irak terbunuh, sepertiganya anak-anak. Tidak sedikit dari korban terkontaminasi amunisi uranium. Di Baghdad, hampir setiap rumah kehilangan satu anggota keluarganya.

Sebaliknya, di dua abad terakhir, tidak satu pun negara Muslim menyerang, mengintervensi, mengkolonialisasi Barat. Perbandingan jumlah korban mati (dunia Islam: dunia Barat) adalah 10:1. Problema besar dunia di dua abad belakangan ini, kata Todenhöfer, bukan kebrutalan Islam, tapi kebrutalan negara-negara Barat. TAPI walaupun begitu, harus dicatat, tetap yang teroris itu adalah Islam. Walaupun catatan pembunuhan rakyat sipilnya sangat banyak, Barat bukan teroris dan tak bisa disebut teroris.

Haidar Shamian pun menyebutkan data data resmi Badan Kepolisian Eropa, Europol, yang ditemukan Jürgen Todenhöfer. Europol menyebutkan dari 249 aksi teror di tahun 2010, hanya tiga yang pelakunya berlatar belakang Islam. Bukan 200, bukan 100 – tapi tiga! Data di tahun-tahun sebelumnya juga tidak kalah mengejutkan: Dari 294 aksi terror di tahun 2009, hanya satu yang berlatar belakang Islam. Hanya satu dari 515 aksi teror di tahun 2008. Hanya empat dari 583 di tahun 2007.

Bila Barat, kata Todenhöfer, mengklaim 3500 korban terorisme jatuh atas nama “teror-Islam” semenjak pertengahan 1990-an (termasuk korban WTC pada 11/9), tapi mengapa ratusan-ribu warga sipil yang terbunuh dalam intervensi di Irak tidak pernah diangkat? Todenhöfer kemudian bertanya: Mengapa elite Barat tidak pernah sekalipun menimbang untuk membawa George W. Bush dan Tony Blair ke hadapan mahkamah internasional, atas serangan sepihaknya ke Irak? Sekali lagi, jawabannya jelas, karena teroris itu Muslim dan harus hanya terkait dengan Islam.

Alumni-alumni pesantren dan anak-anak muda Islam yang melakukan perlawanan pada ketidakadilan politik global dengan menyerang simbol-simbol dominasi kekuasan Barat-Amerika harus disebut teroris. Abu Bakar Ba’asyir walaupun di pengadilan dinyatakan tidak terbukti bersalah dalam peristiwa-peristiwa terorisme, adalah seorang teroris. Densus 88 harus dibentuk karena mendapat bantuan dana besar untuk menyergap para teroris Islam. Bila berhasil, Indonesia dapat pujian internasional. Aksi-aksi teroris yang selalu saja muncul, yang menunjukkan kegagalan Densus 88 mengantisipasinya, tidak apa-apa untuk terus memelihara keterkaitan Islam dengan terorisme.

Gerakan-gerakan Muslim minoritas yang melakukan perlawanan pada pemerintahnya yang menindas dan ingin memisahkan diri harus disebut teroris. Abu Sayaf pimpinan Muslim Moro di Filipina adalah teroris karenanya terorisme di Indonesia pun sering dikaitkan kepadanya. Demikian pula Muslim Patani di Thailand Selatan yang ingin merdeka dan lepas dari Thailand. Tapi, kelompok separatis Papua yang ingin lepas dari Indonesia dan sudah membunuh ribuan sipil dan puluhan polisi cukup sebut saja OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan sekarang menurut pengakuan Menteri Luar Negeri Republik Federal Papua Barat Jacob Rumbiak, sudah 111 negara memberikan dukungannya untuk lepas dari Indonesia. Gerakan separatis di Maluku cukup sebut RMS (Republik Maluku Selatan) saja.

Non-Islam tidak boleh dihubungkan dengan teroris walaupun tindakannya sama, bahkan lebih. Sebutan teroris buat mereka tidak pas. Maka, pembantaian massal Muslim Rohingnya di Burma, tidak bisa disebut kelompok teroris tapi “kelompok Budha” saja atau “pemerintah Burma” saja. Tapi kalau dua orang remaja yang baru berumur 19 dan 16 tahun yang hanya menyerang pos polisi di Solo, langsung sebut saja sebut teroris, itu sah, karena mereka alumni pesantren.

Beberapa gelintir orang yang membom gereja, jelas teroris Islam, sehingga membuat Banser NU sangat sigap menjaga Natal sebagai pahlawan. TAPI massa pengikut Gereja Injil di Indonesia (GIDI) yang melarang ibadah shalat Idul Fitri dan membakar masjid di Tolikara Papua ya bukan teroris. Itu kerusuhan saja.

“Teroris harus Islam” berhasil membentuk stigma dan opini reflek bawah sadar masyarakat Indonesia termasuk umat Islam bahkan tokoh-tokohnya, bahwa setiap bentuk perlawanan yang dilakukan oleh orang-orang Islam, tanpa melihat konteks persoalan sosial politik, psikologis dan budaya, harus disebut teroris. Kalau non-Muslim, ya bukan dong!![]]
___________________

WHO IS THE REAL TERRORIST??

12 thoughts on “Teroris Harus Islam!!

  1. Johannes FM

    The real terrorist is a man/woman or an organization that can’t get along with others, or a person/an organization that really happy and has a good time when others are suffering.

  2. irfan

    Islam merasa paling benar sendiri, pasti gambar-gambar yang ditampilkan adalah gambar pembantaian israel kepada palestina, dan ujung-ujunganya pasti dikatakan ini adalah pembantaian umat islam, padahal belum tentu semua orang palestina yang jadi korban adalah beragama islam karena dipalestina juga banyak yang beragama kristen, dan ini adalah perang antar negara, bukan antar agama artinya bukan hanya rakyat palestina saja yang mengalaminya, tetapi juga rakyat israel , jadi pasti ada korban dari kedua belah pihak, dipihak mana korban yang lebih banyak mati itulah adalah resiko perang, dan satu lagi yang perlu dijelaskan berkali-kali kepada umat islam, agar bisa membedakan mana korban akibat perang dan mana korban karena akibat mengikuti ajaran kitab suci, jangankan kepada umat lain, sesama umat islam saja saling bunuh-bunuhan, jadi masih sanggupkah umat islam mengkambinghitamkan umat lain.

  3. Irfan

    Hendra, banyak omong lu, kalau memang berani coba lu hadapi yahudi lalu lu bunuh darahnya kan halal lalu lu minum, gitu hendra

  4. eros dai

    isfan says…ternyata anda ketinggalan berita. anda ternyata antek yahudi pasti beragama kristen. semenjak palestina dijajah israel, orang-orang kristen yang hidup di palestina ikut mendukung kepentingan israel. Hati anda sudah terlalu busuk untuk mengatakan pembantaian terhadap anak-anak palestina akibat perang antar negara..! peristiwa pembantaian anak-anak itu ulah orang2 kristen ortodok dan yahudi, anda masih ingatkan peristiwa sabra dan satilah. anda mengatakan islam sesama islam saling bunuh2an…saya tahu maksudnya, antara irak dan iran, anda buta tentang islam jadi gak usah komentar, irak berkeyakinan sunnih, sedangkan iran mayoritas adalah syi’ah, agama syi’ah adalah sesat dan kafir, mereka mempunyai aqidah sendiri, tatacara ibadah sendiri, punya alquran sendiri, dan punya imam2 yang kapasitasnya melebihi tuhan…! islam berperang, seperti yang terjadi di suria sekarang antara suria sunni dengan syi’ah rafidho, siapa yang ada dibelakang syi’ah ? yaitu Israel dan amerika…! anda harus tahu itu. islam tidak pernah mengambing hitamkan umat lain, apa yg dikatakan adalah fakta. siapa yang membantai muslim di ambon…kristen ! siapa yang membantai muslim di afrika…kristen!, siapa yg membantai muslim diserbia…kristen, siapa yg membantai muslim diirak…kristen! apakah ini mengkambing hitamkan umat lain…?

  5. bondet

    loh saya ini peminum darah yahudi loh terutama yg perawan. ga selalu islam teroris, kristen juga banyak terorisnya

  6. mayang utari

    artikel ini salah besar, Islam bukan terrorist, tidak ada satu kalimat pun di Qur’an menyatakan Islam adalah terrorist. dan menyeru untuk menjadi terrorist. Islam mengharamkan untuk membunuh manusia tidak berdosa (innocent peoples). Osama Bin Laden jelas bukan terrorist karena dia pejuang di Afghanistan dari jajahan Uni Soviet dan sejaraah membuktikan itu, Amerika mengakuinya. yang terjadi di tahun 2001, itu bukan hal yang dilakukan oleh Osama Bin Laden melainkan itu hasil rekayasa. jangan lihat berita2 media barat, carilah dokumen asli dan pengakuan para saksi, bahwa pesawat itu bukan pesawat penumpang melainkan pesawat militer dan gedung itu begitu kokoh, 1000 sampai 2000 panasnya karna tabrakan itu tidak akan mengakibatkan runtuhnya bangunan itu. itu adalah rencana terstuktur dimana gedung itu telah dipasangi bom sebelumnya. Geoegre Brush lah terroristnya. dan terorrist2 yang membunuh ribuan manusia tidak berdosa di Iraq, Afghanistan, Palestine. Osama Bin Laden, i love him so much.

  7. mayang utari

    Osama Bin Laden itu bukan terrorist, dia adalam pejuang untuk Afghanistan atas jajahan Uni Soviet. and terrorist is NOT representative of Islam. Islam mengharamkan membunuh innocent peoples. what was happen in 2001 is fake. Osama Bin Laden in not responsible of this. itu fitnah.

Leave a comment