Dialog Mencerahkan: “Agama itu racun…” katanya.

*
imagesDalam perjalanan pulang setelah mengikuti Super Investor Conference di Paris bulan lalu, di atas pesawat Etihad Airways dari Paris ke Abu Dhabi, saya duduk bersebelahan dgn orang Perancis bernama Jean-Louis Moreau… Dia memperkenalkan dirinya sbg “Business Manager” di sebuah perusahaan Perancis bernama “Servair” yg bergerak di bidang jasa layanan pesawat udara (airline catering, cabin cleaning, on-board sales, newspaper handling) dan layanan kebandaraan (lounges, drinks and snacks, PRM assistance, duty-free shops, water and discharges), sementara saya perkenalkan diri saya sbg pengembang yg akan membangun bandara baru di Bali Utara… ”Wah kloplah kita ini..sama2 berkecimpung di dunia penerbangan” katanya… […]

Awal perkenalan dimulai dgn pembicaraan ringan.. saya tanya kepadanya: ”Kenapa anda tidak naik pesawat Air France, tapi malah pakai Etihad Airways..bukankah Servair anak perusahaan Air France.. apakah tdk ada rasa nasionalisme?” Dia jawab santai: ”Etihad pesawatnya baru dan modern, servicenya bagus dan harga tiketnya murah..jadi pertimbangan ekonomis sajalah..masalah nasionalisme?..ya kalau Perancis terancam atau diserang musuh..baru saya ikut angkat senjata.. he..he..” Wah pragmatis bener nih orang…

Memang pesawat Airbus A 340-600 yg kami tumpangi dari Paris ke Abu Dhabi ini adalah model terbaru dari keluarga pesawat berbadan lebar A 340 buatan “Airbus”, produsen pesawat terkemuka dunia yg berkantor pusat di Toulouse, Perancis…

Pesawat berkapasitas 380 penumpang, bermesin 4 (Rolls-Royce Trent 500) dengan kecepatan max 0,83 Mach (kecepatan suara) dan jangkauan jelajah sampai 13,900 km ini, dibuat dgn teknologi canggih sehingga bisa mengurangi berat struktur kompositnya, desain aerodinamis yg hemat bahan bakar, “pilot-friendly cockpits”, serta “flight controls and systems” mutakhir, yg secara keseluruhan meningkatkan efisiensi dan kemampuan pesawat secara signifikan…makin canggih aja pesawat buatan Airbus ini…

Pembicaraan beralih topik…saya cerita kalau saya mengalami kesulitan selama di Paris..”Loh kenapa.?” tanya dia.. ”Habis kebanyakan orang yg saya temui nggak bisa bahasa Inggris, sementara saya nggak bisa bahasa Perancis, sudah gitu semua petunjuk di jalan2 dan tempat2 umum pakai bahasa Perancis..jadi terpaksa deh saya pakai bahasa Tarzan…

”Kenapa sih orang Perancis nggak mau pakai bahasa Inggris.?” tanya saya..lantas jawabnya:”Memang sejak jaman dulu ada persaingan hebat antara bangsa Inggris dan Perancis..yg puncaknya adalah kekalahan pasukan Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte melawan pasukan koalisi Inggris-Belanda-Jerman di bawah pimpinan Jenderal Duke of Wellington (Bangsawan Inggris) dan sekutu Prussia-nya di bawah Feldmarschall Blücher pd pertempuran Waterloo tgl 18 Juni 1815”… “Oooh itu toh sebabnya orang Perancis nggak mau pakai bahasa Inggris, demikian pula orang Inggris nggak mau pakai bahasa Perancis…saling gengsi nih yee”… canda saya kepadanya…

Dari pembicaraan yg ringan2, obrolan kami berkembang ke masalah yg lebih serius dan sensitif bahkan panas…apa itu..?? Awalnya Si Louis ini ngomel2 sendiri:”Wah Perancis saat ini sedang dilanda kesulitan ekonomi…setelah Yunani bangkrut, kemudian Spanyol, Portugal sekarang mulai menjalar ke Perancis…banyak perusahaan bangkrut shg banyak orang Perancis nganggur…belum lagi banyak imigran yg menetap di Perancis (Perancis negara yg terbuka dan welcome thd orang asing) yg tentu menjadi beban tambahan buat pemerintah/rakyat Perancis.. bahkan sekarang mulai jadi “ancaman” karena dianggap merampas lapangan kerja buat orang2 Perancis yg lagi nganggur” begitu keluh kesahnya…

”Kenapa sih banyak imigran datang ke Perancis.?” tanya saya…”Ya itulah…mereka datang ke Perancis karena nggak bisa hidup di negaranya sendiri..” Loh kenapa..? tanya saya lebih lanjut..”Bagaimana mereka bisa hidup, wong di negaranya banyak kekerasan, teror, peperangan, kriminalitas…kondisi ekonominya sulit, kondisi kesehatan buruk, perumahannya kumuh…pendidikannya rendah dan terbelakang, dll..dll” ..pokoknya yg buruk2 dia sebutkan…sentimen amat nih orang pikir saya…

Lantas dia menyebut beberapa negara:”Afganistan, Pakistan, Sudan yg mayoritas penduduknya beragama Islam…lalu Guyana, Angola, Filipina yg mayoritas penduduknya beragama Kristen/Katholik…lantas Srilangka, India, Kamboja yg mayoritas penduduknya beragama Hindu/Budha”… Eh sebentar bung..potong saya:”Kenapa anda menyebut agama.? bahkan semua agama besar anda sebutkan..apa hubungannya..?” sergah saya dengan nada agak meninggi…mulai “panas” juga nih saya…

Dengan kalem dia menjawab:”Bung, di negara2 tsb agama dipraktekkan secara intens oleh penduduknya…bahkan diantaranya merupakan agama resmi negara…tapi coba lihat apa hasilnya?..agama kan seharusnya membuat kondisi umatnya lebih baik..tapi kenyataannya koq malah menjadikannya lebih buruk!!”…Waduh..boleh juga nih argumentasinya…

Jadi menurut saya agama justru “meracuni” peradaban manusia..ya, agama itu racun..” katanya… Wah “gila” ini orang..begitu gumam saya.. mulai emosi pulak saya.. tapi sedetik kemudian ada bisikan dari dalam, sabar..sabar..kamu justru harus mampu memberikan argumentasi yg bisa meng”counter” pendapatnya begitu kata hati saya…

Saya lantas bertanya:”Anda percaya Tuhan itu ada.?”.. Dengan mantab dia jawab:”Tentu saja saya percaya Tuhan itu ada..sebab kalau nggak ada Tuhan ya nggak akan ada alam semesta termasuk kita ini”.. Lalu saya sambung pertanyaan saya:”Apakah anda beragama?” diapun menjawab:”Waktu kecil iya, saya beragama ikut orang tua..tapi setelah dewasa saya tidak percaya lagi sama agama..” Loh kenapa.? sela saya…

Diapun menjelaskan:”Banyak dogma agama yg tdk rasional dan tdk masuk akal..banyak dongeng, mitos, takhayul dan hal2 gaib yg tdk logis..tdk bisa dibuktikan secara ilmiah..tapi harus ditelan mentah2.. “Apa contohnya.?” tanya saya.. “Contohnya akhirat..” katanya… “Akhirat itu cuman mitos yg penuh kebohongan..dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah..” Wah..wah..emang bener2 sableng nih orang…

“Anda ini aneh” kata saya..”Anda percaya Tuhan yg menciptakan semuanya…tapi anda nggak percaya apa yg di “katakan-Nya”.. “Bukankah adanya akhirat itu Tuhan sendiri yg menginformasikannya.?”.. Dia lantas menjawab:”Loh, justru Tuhan telah memberikan akal dan kebebasan berpikir kpd kita..dengan itulah kita ditantang utk bisa membuktikan apakah yang dikatakan-Nya benar..!!..

“Jadi kalau anda belum bisa membuktikan kebenarannya..anda tidak percaya.?” Sergah saya.. “Iya betul..selama belum ada bukti ilmiah yg bisa meyakinkan saya..maka saya tidak akan percaya..” Oh gitu ya.. Waduuh.. orang ini ngeyelan banget ya…

Lantas saya mulai mencecar dia:”Apakah anda percaya nyawa itu ada?..apakah manusia dan binatang itu bernyawa?..apakah anda juga bernyawa?.. Apakah sudah ada bukti ilmiah bahwa nyawa itu ada?… Saya lihat dia mulai goyah..dan setelah terdiam lama dia menjawab:”Jujur saya akui, saya percaya bahwa nyawa itu ada…meskipun belum ada bukti ilmiah yg bisa meyakinkan saya”…Nah lo mulai nyahok Si bule ini…

Kemudian saya lanjutkan berondongan saya:”Bung, tidak semua misteri yg ada di alam semesta ini bisa kita pahami/mengerti atau kita buktikan dengan logika berpikir kita (logis/rasional)…kenapa.?..ya karena otak manusia sangat terbatas.. Kapasitas dari potensi pikiran sadar manusia (power of thinking) hanya sebesar 12% dari otaknya, sedangkan sisanya adalah kapasitas potensi bawah sadar (power of feeling) sebesar 88%… jadi justru kemampuan “olah rasa” anda yg jauh lebih besar dari kemampuan “olah logika” anda..

“Makanya anda jangan hanya mengandalkan “logika” untuk “membuktikan” suatu “misteri”..di alam semesta ini…tapi gunakanlah “rasa” anda.. Nah dengan kombinasi logika dan rasa ini…mudah2an anda bisa memahami ajaran agama dengan baik…begitu advis saya kepadanya..dan diapun mulai manggut2…

Kemudian saya mencoba meluruskan penilaian dia bahwa agama itu adalah racun… ”Bung Louis, kesalahan anda adalah menyamakan antara ajaran agama dengan perilaku pemeluknya..di negara2 yg mayoritas penduduknya beragama Islam, tentu pelaku tindak pencurian, perampokan, pembunuhan, kekerasan dll adalah orang Islam..begitu pula kalau mayoritas penduduknya beragama Kristen/Protestan, Hindu, Budha dll…pastilah pelakunya juga pemeluk agama2 tsb…

Apakah anda bisa serta-merta menyimpulkan bahwa agama tsb jelek..racun..hanya karena pelaku kriminalnya pemeluk agama tsb.?? Tentu tdk benar dan tdk adil…anda juga harus melihat betapa banyaknya para pemeluk agama tsb yg melakukan perbuatan mulia, beramal sholeh, membantu orang2 miskin dll, justru karena menjalankan ajaran agamanya…

Bahwa negara2 tsb belum semaju negara2 Barat yg anda jadikan acuan..tentu hal itu karena banyak faktor (system pemerintahan yg bersih, budaya dan etos kerja masyarakatnya dll), bukan karena agamanya”… serta merta dia menyahut:”Wah saya harus berterima kasih atas pencerahan yg anda berikan..dan saya mohon maaf atas kesalahan saya dalam menilai negatif agama anda dan agama lainnya”..dgn sportif dia mengakui kesalahannya dan dengan tulus minta maaf… Woow keren.. beginilah tipe orang2 saintifik-teknokratik..lugas, tanpa basa-basi tapi sportif…

Pengalaman yg unik ini..menyadarkan saya bahwa di jaman modern dimana sains dan teknologi telah menguasai peradaban manusia, “bukti empirik” ternyata menjadi sangat penting utk meyakinkan seseorang shg mau percaya atas suatu kebenaran.. Mereka akan minta bukti…dan jika tdk bisa dibuktikan mereka menganggap kebenaran itu sebagai kebohongan/omong kosong belaka…termasuk dalam hal beragama…

Ada anggapan bahwa agama berlawanan dgn sains, hanya karena ada dogma yg tdk bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah… Padahal sebenarnya tdk mungkin ada “pertentangan” antara agama Islam dgn sains..kenapa.? ya karena keduanya adalah ilmu dan hukum yg ditetapkan Allah utk manusia dan alam semesta ini. Sains merupakan bagian dari hukum alam (hukum Qauni’ah) yaitu segala aturan yg berfungsi utk mengatur segala hal yg berhubungan dgn alam, sementara hukum agama utk mengatur perilaku dan menjadi pedoman hidup manusia agar selaras dgn alam semesta sesuai kehendak Sang Pencipta “Allah Azza Wajalla”…

Kita selalu ditantang utk menggunakan akal budi kita utk memahami alam semesta ini, sesuai firman Allah dlm QS. Ali Imran: 190 yg artinya:” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”…

Wallahu ‘alam bissawab.. Semoga bermanfaat..khususnya buat saya pribadi…

Salam,
NHA
(Facebook Bakhtiar Muin, 27/12/2013)

5 thoughts on “Dialog Mencerahkan: “Agama itu racun…” katanya.

Leave a comment