Indikasi Keyakinan tentang Adanya Kehidupan Akhirat

a

Hari akhirat adalah kehidupan dimana setiap manusia akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia. Datangnya akhirat adalah pasti seperti banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Karena merupakan keimanan, setiap muslim meyakini adanya kehidupan akhirat. Tapi, banyak yang keyakinannya hanya sebatas percaya saja, atau hanya pengetahuan saja, tidak menjadi keyakinan yang mengendalikan tingkah laku dan kesadarannya dalam kehidupan sehari-hari. Semua Muslim akan mengatakan percaya pada datangnya hari akhirat tapi apa buktinya dalam sikap dan perbuatannya? Apa yang sunggguh-sungguh kita persiapkan untuk menyambutnya? Keyakinan itu ada ciri-cirinya yang terukur.  Apakah indikasi orang yang benar-benar meyakini adanya hari akhirat agar ia selamat dari hisab Allah di akhirat? Seseorang bisa disebut meyakini adanya hari akhirat bila memiliki lima indikasi berikut ini.

a
1. Selalu Bertanya Kepada Nuraninya
Indikasi pertama adalah ia selalu bertanya kepada hati nuraninya tentang apa yang akan dilakukannya. Mengapa? Karena perbuatan yang dilakukannya di dunia akan ditanya dan dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Tuhan. Jadi, orang yang beriman pada hari akhirat tidak akan seenaknya melakukan suatu perbuatan dalam hidupnya. Ia akan hati-hati dan takut kepada Allah SWT bila melakukan kesalahan sekecil apapun misalnya berdusta, sombong, merendahkan orang, melanggar janji, memubadzirkan makanan, membiarkan istri dan anak perempuan kita tidak menutup aurat, tidak mendidik keluarga kita dengan pendidikan agama dll.

Hati nurani (qalbu) selalu membisikkan kepada kebenaran. Ia adalah benteng dalam menentukan baik buruknya sebuah perbuatan. Karenanya, ciri orang yang beriman pada hari akhirat, hati nuraninya akan selalu ditanya agar perbuatannya selalu sesuai dengan kata hatinya. Orang yang sering tidak mengikuti bisikan hati nuraninya, perbuatannya akan banyak diwarnai kesalahan dan dosa. Hatinya akan menjadi keras dan tidak tahu lagi mana salah mana benar, hatinya akan gelap dari kebenaran yang akhirnya akan mencelakannya di akhirat kelak.

Allah SWT mengisahkan ini dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 74. “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidak  akan pernah lengah dari apa yang kamu kerjakan.” Orang yang berusaha menghidupkan qalbunya dengan selalu bertanya pada hatinya tentang apa yang akan dilakukannya, Insya Allah hidupnya akan selamat. Seorang Muslim yang walaupun ia melaksanakan ibadah-ibadah wajibnya, tapi tidak menghidupkan qalbunya, tetap saja akan melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran agama yang akan mencelakakannya dirinya. Seringkah kita bertanya pada hati nurani sebelum berbuat sesuatu, ketika menentukan pilihan dan ketika akan membuat keputusan? Kita sendirilah yang tahu jawabannya.

2. Selalu Menyiapkan Jawaban untuk Menjawab Pertanyaan Tuhannya
Semua Muslim mengetahui bahwa di akhirat kelak, setiap diri akan ditanya oleh Allah tentang segala apa yang telah dilakukannya di dunia seperti digambarkan dalam Al-Qur’an: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dulu mereka kerjakan” (QS Yasin: 65). Kemudian surat Al-Ankabut: 13 menegaskan: ”Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban mereka, dan beban-beban disamping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang telah mereka ada-adakan.” Orang yang benar-benar yakin terhadap kehidupan akhirat tentu akan selalu memikirkan jawaban bila ditanya oleh Tuhan kelak tentang segala perbuatannya.

Menyiapkan jawaban bukan dengan menghafalnya, melainkan mentaati segala perintah agama, memperbanyak amal ibadah dan memelihara diri dari kesalahan dan dosa agar selamat di yaumul hisab kelak. Keyakinan pada hari akhirat sebenarnya sudah cukup untuk memelihara manusia agar selalu berbuat baik dan meninggalkan keburukan. Tapi, banyak orang Islam tidak membuktikan keyakinannya tersebut dalam amal perbuatan. Seolah tidak akan dipertanggungjawabkan, kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggaran syariat agama dengan enteng kita lakukan setiap hari.

Jadi, ciri kedua seseorang meyakini adanya kehidupan akhirat adalah berjaga-jaga agar kelak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Allah. Orang yang tidak resah dan gelisah memikirkan keselamatannya kelak di akhirat atau tidak takut akan pertanyaan-pertanyaan Allah kelak berarti tidak yakin akan adanya kehidupan akhirat sebagai pertanggungjawaban amal-amal perbuatannya di dunia.

3. Selalu Berhati-hati dalam Tindakannya
Sebagai akibat dari keyakinan akan adanya kehidupan akhirat, yang akan menentukan seseorang selamat atau celaka, maka indikasi ketiga adalah berhati-hati dalam setiap amal perbuatannya di dunia. Ia selalu bertanya-tanya, hati-hati dan takut apakah perbuatannya salah atau benar, akan menyelamatkan atau mencelakakan di akhirat kelak. Seorang Muslim yang walaupun rajin ibadah wajib dan sunatnya, bila tidak hati-hati dalam perbuatannya sehari-hari bisa celaka karena godaan yang besar dan ujian keimanan justru ada dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan kekuatan iman. Banyak sekali, orang yang simbol-simbol keagamaannya kuat dan ibadah ritualnya taat, membaca Qur’an dan berdo’anya rutin, tapi celaka dalam hidupnya karena ketidakhati-hatian dalam bersikap dan membuat keputusan.

4. Selalu Mencari-cari Akibat Buruk dari Tindakannya
Sebagai kehati-hatian dan ketakutannya akan akibatnya di akhirat, orang yang beriman juga selalu memikirkan dan mencari akibat buruk dari setiap perbuatannya. Ia tidak mau melakukan perbuatan yang akan mencelakakan dirinya kelak sesudah mati, apalagi meyakini bahwa penyesalan disana tidak berguna sedikitpun. ”Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; dan pada hari itu manusia mengingatnya akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.” (Al-Fajr: 23). ”Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu.” (Al-An’am: 31). “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus.” (Maryam: 39)

Karenanya, bagi yang benar-benar beriman pada akhirat, akibat baik buruk sebuah perbuatan benar-benar difikirkan, benar-benar ditakuti dan tidak mau hidup seenaknya. Bila akibat baik buruk ini tidak difikirkan, atau segala dilakukan untuk mencapai keinginan dan memuaskan nafsunya, maka jelas-jelas ia tidak beriman pada ada hari akhirat yang akan menghisab dirinya.

5. Selalu Bertanya pada Orang-orang yang Mengetahui Tentangnya
Dalam kehidupan banyak sekali masalah yang kita tidak tahu mengapa suatu peristiwa terjadi, bagaimana cara menyelesaikannya dan bagaimana pengetahuan tentangnya. Ini semua karena keterbatasan kita sebagai manusia yang lemah dan banyak kekurangan. Agar di akhirat kelak selamat, seorang Muslim akan selalu bertanya kepada orang yang tahu tentang masalah yang tidak difahaminya. Ia akan selalu bertanya pada orang-orang shaleh atau ulama yang lurus tentang benar salah, dan bertanya pada ahlinya tentang sebuah persoalan agar terhindar dari melakukan kesalahan, agar apa yang dilakukannya tidak mendatangkan siksa di akhirat kelak. Tapi, bila diri merasa cukup, ilmu merasa sudah banyak dan tak perlu lagi bertanya, menerima nasehat put tidak suka, itu ciri-ciri bahwa ia tidak beriman pada hari akhirat. Dengan keangkuhannya ia merasa akan mampu menjawab segala pertanyaan Tuhannya kelak. Dan orang seperti itu pasti celaka.[] Wallahu ’alam.

One thought on “Indikasi Keyakinan tentang Adanya Kehidupan Akhirat

  1. Trimakasih atas info ini, tambah lagi mas aq sangat senang artikel ini menjadi penyelamat kita kaum muslim bila kita bs melakukanya tdk sekedar ilmu tp betul2 menjadi peringatan kita sbelum dipanggil Allah.

Leave a comment