Tingkatan-tingkatan Penggunaan Islam sebagai Perjuangan

Oleh Moeflich Hasbullah

_______________________________

Banyak orang merasa sebagai pejuang Islam, terutama mereka yang aktif dalam komunitas dan organisasi Islam. Tapi, siapa sebenarnya pejuang Islam itu? Apakah mereka yang merasa sebagai pejuang Islam benar-benar berjuang untuk Islam? Inilah lima tingkatan pejuang Islam yang ada dalam kehidupan umat.

_______________________________

 

Perusak Islam

Kelompok orang yang merasa dirinya memperjuangkan Islam tapi apa yang dilakukannya sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam sendiri. Merasa sebagai pejuang Islam tapi sebenarnya perusak Islam. Tipe ini adalah orang yang atas nama agama dia mengekspresikan hawa nafsu, kebencian dan bahkan rasa dendamnya. Agama digunakan untuk merusak, menyakiti bahkan menghancurkan yang semuanya bertentangan dengan ajaran agama yang ia yakini. Misalnya, seseorang atau kelompok memerangi, merusak bahkan menghancurkan rumah ibadah, menghancurkan sesuatu yang dianggapnya musuh padahal sebenarnya tak jelas apa dan siapa musuhnya itu. Ia semena-mena berbuat kerusakan mewakili persepsi dan hawa nafsunya sendiri. Citra Islam jadi rusak oleh kelompok orang ini. Ini adalah kelompok orang yang awam dalam ilmu agama tapi semangatnya terlalu besar sehingga tidak ada keseimbangan antara pengetahuan dan semangatnya. Akhirnya, mudah diprovokasi, dikendalikan dan digerakkan.

Peng-alat Islam
Kelompok orang yang menggunakan agama sebagai alat untuk memenuhi ambisi-ambisi pribadinya. Seolah-olah berjuang untuk Islam padahal berjuang untuk kepentingan dirinya sendiri. Misalnya, orang yang aktif dalam organisasi agama/dakwah tapi ia hidup dari situ, menumpang hidup dengan menikmati fasilitas dan aset organisasinya. Atas nama agama dia banyak kegiatan, banyak proyek dan banyak pemasukan. Tidak banyak ide dan tenaga dia sumbangkan untuk kemajuan agamanya, tapi fasilitas organisasi banyak dia nikmati. Yang dia banggakan bukan seberapa banyak fikiran dan tenaga telah dia sumbangkan melainkan seberapa banyak proyek telah dia ikuti dan nikmati. Ketika tidak mendapatkan apa-apa, dia pun meninggalkannya karena dibawah sadarnay sebenarnya dakwah dan menegakkan agama bukan tujuan utamanya. Tujuan utamanya adalah mencari penghidupan. Seharusnya uang, kekayaan dan harta pribadi dikorbankan untuk agama, ini sebaliknya, malah dia hidup makmur dari kegiatan-kegiatan dakwah. Contoh lain, orang yang menggunakan dukungan organisasi agama untuk kepentingan dirinya seperti karir, usaha, pengaruh dan jabatan. Islam dia hanya peralat saja sebagai kendaraan ambisi pribadinya. Juga para pencari proyek kegiatan agama. Ia aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bernuansa agama atau membela orang-orang lemah dan miskin, termasuk trafficking, korban perkosaan dll tapi itu karena dia digaji, kalau proyek itu tidak ada, dia pun tidak mau melakukannya. Mungkin ada yang berapologi, dakwah dan berjuang kan perlu modal. Iya, tapi itu modal untuk berjuang yang tak perlu mengharapkan income darinya. Seorang aktifis agama benar-benar dikatakan berjuang bila dari modal itu dia tidak mendapatkan apa-apa, bahkan kalau kurang dia tambah kekurangannya dengan uang dan hartanya sendiri. Kalau tidak punya, dengan tenaganya.

Peng-angan Islam
Ini adalah kelompok orang yang yang seolah memperjuangkan Islam, semangatnya ada tapi sebenarnya hanya dalam angan-angan saja, hanya dalam alam fikiran dan teori, dalam prakteknya ia tidak melakukan apa-apa. Pikirannya tidak ada yang memakai dan masukannya tidak didengar. Ia asyik saja dengan alam fikirannya sendiri. Bila berbicara tentang Islam seperti meyakinkan, pandai beragumen menunjukkan kritik dan ide-idenya. Tapi hanya sebatas kritik dan kemauan saja. Orang yang terpengaruh menjadi lebih baik olehnya tidak ada, organisasi yang menggunakan ide-idenya tidak ada, apalagi agama menjadi berwibawa oleh apa yang dilakukannya. Angan-angannya tentang keharusan Islam dan umatnya sangat tinggi, kenyataannya jangankan memperjuangan Islam, sikap hidup sehari-harinya saja banyak yang tidak memakai agama. Ia hanya senang berangan-angan saja, tapi kesadaran hidup yang benar berdasarkan agama tidak terlihat. Karenanya, dirinya pun tidak menjadi contoh lingkungannya. Ketika mengejar keinginan tetap saja hawa nafsu yang menonjol. Tipe orang ini sering tidak nyambung antara angan-angannya dengan kenyataan hidup dirinya. Ucapannya diluar mungkin didengar, tapi tidak berpengaruh, istrinya pun membantah, anak-anaknya melawan. Tipe orang ini, hidup dalam alam fikirannya sendiri. Ciri yang menonjol tipe ini, hanya pandai berkata-kata tapi tidak pandai berbuat.

Pemegang Islam
Ini adalah tipe orang yang berusaha berjuang menjadikan Islam sebagai prinsip hidupnya, minimal buat dirinya sendiri. Ia disegani istrinya, dihormati anak-anaknya, kuat memagang prinsip, melaksanakan ibadah dengan tertib di rumah tangganya, memegang idealisme di kantornya dan di lingkungan sosial pergaulannya tanpa takut dijauhi dan dimusuhi. Inilah pemegang Islam. Ini adalah tipe kelompok orang yang lebih baik dari yang ketiga di atas. Ia merasa memperjuangkan Islam itu berat, maka ia fokus pada dirinya saja. Mengamalkan ajaran Islam sekuatnya bagi dirinya, sudah merupakan jihad yang berat. Maka, ia tidak banyak angan-angan untuk merubah orang lain, masyarakat apalagi memikirkan negara. Diri dan keluarganya benar-benar ia perhatikan. Ia takut banyak ngomong ini itu padahal keluarganya sendiri amburadul. Hubungan anak orang tua tidak harmonis. Ia sadar betul segala sesuatu harus dimulai dari dirinya sendiri. Banyak bicara keluar tapi tidak memperhatikan diri dan keluarganya, tidak akan berdampak apa-apa. Dia tidak banyak mengkritik orang lain. Kalaupun mengkritik, ia arahkan pada situasi dan sistem, bukan pada orang. Ia sadar betul prinsip ‘ibda binnafsik. 

Pejuang Islam
Ini adalah tipe orang atau kelompok tertinggi dari semua di atas. Tipe kelompok ini sudah berusaha maksimal mewujudkan ajaran Islam buat dirinya sendiri dan keluarganya. Ia menjalankan semua perintah agama dengan taat, tertib, menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya. Sosoknya di rumah dirasakan sebagai figur, dihormati istrinya dan disegani anak-anaknya. Keluarga sakinah mawaddah warahmah berusaha ia wujudkan. Sikap hidup dan perhatiannya seimbang untuk dirinya, keluarganya dan orang lain. Istrinya menutup aurat dengan rapih, akhlaknya anak-anaknya bagus dan pergaulannya terjaga. Dan itu adalah hasil didikannya sendiri. Diluar rumah, ia pun sibuk dalam urusan-urusan agama tanpa berharap memperoleh keuntungan material dari kegiatan dakwahnya. Sosoknya disegani, figurnya dihormati, prinsipnya kuat, pengaruhnya terasa dan jasanya diakui, minimal dalam kelompoknya. Keyakinannya pada agamanya kuat sehingga tak ada ketakutan dan keraguan sedikitpun dalam memperjuangkan kebenaran. Sikap dan pendiriannya menjadi inspirasi dan contoh orang banyak. Ia banyak berkorban dengan ikhlas, hartanya ia korbankan untuk berdakwah. Inilah pejuang Islam yang benar. Inilah para Nabi, para shahabat, para ulama dan para pejuang yang lurus dalam bimbingan Allah SWT.[]

One thought on “Tingkatan-tingkatan Penggunaan Islam sebagai Perjuangan

Leave a comment